Materi Ajar Tentang Seni Musik Untuk Kelas VII SMP

Cermati Gambar di bawah ini !

Cermati video dibawah ini !

Cermati bahan bacan berikut ini !

A. Ayo Bernyanyi Bersama

1. Paduan Suara/Choral/Koor

a. Defenisi Paduan Suara

Istilah Choral/Paduan Suara (Koor dalam bahasa Belanda/Choros yang dalam bahasa Yunani dan Choir dalam Bahasa Inggris) merupakan sebuah ansambel musik penyanyi yang terdiri dari sekelompok penyanyi saja atau sekelompok penyanyi dan pemain musik, dimana keduanya berkolaborasi membawakan lagu-lagu yaitu gabungan sejumlah penyanyi yang mengkombinasikan berbagai jenis suara dalam suatu kesatuan yang harmoni.

Paduan Suara dapat pula bernyanyi secara acaplella yaitu bernyanyi tanpa iringan instrumen dan dapat pula dengan iringan instrumen dengan ansambel kecil atau dengan orkestra lengkap yang terdiri dari 70 hingga 100 musisi.

b. Bentuk-bentuk Paduan Suara

Secara umum, bentuk paduan suara dapat dibagi berdasarkan suara yang terdapat di dalam paduansuara tersebut. Dengan demikian bentuk paduan suara yang ada sebagai berikut:

1) Paduan suara unisono, yaitu paduan suara yang menggunakan 1 suara saja

2) Paduan suara 2 suara, yaitu paduan suara yang menggunakan 2 suara yang sejenis

3) Paduan suara 3 suara, yaitu paduan suara yang menggunakan 3 suara baik sejenis maupun campuran

4) Paduan suara Campuran, yaitu paduan suara yang mengguanakan suara campuran pria dan wanita, dengan suara Sopran, Alto, Tenor, Bass.

c. Materi Vokalisi Paduan Suara

1) Latihan Ritme

2) Latihan Interval

3) Latihan dengan Potongan Lagu

B. Bernyanyi Mengikuti Aba-Aba Pengaba

1. Mengaba (Conducting)

Mengaba adalah proses memimpin paduan suara atau ansambel musik. Seorang pengaba sebaiknya mempunyai pendengaran yang baik, sehingga mampu menginterpretasikan bunyi not atau memproduksi not dengan baik. Pengaba harus membekali diri dengan pengetahuan teori musik, ilmu analisis musik, ilmu harmoni, solfeggio dan pengetahuan tentang sejarah musik.

a. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebagai Seorang Pengaba

1) Postur

Postur seorang pengaba sama pentingnya dengan postur seorang penyanyi. Tidak kaku, juga tidak boleh terlalu lemah. Elemen dinamis yang sama tegangan yang sangat penting untuk daya apung nyanyian berlaku untuk konduktor. Tetap dalam kewaspadaan yang diilhami oleh energi tetapi tidak terikat pada otot. Posisi kaki dibuka selebar bahu.

Lengan adalah bagian tubuh yang paling diperhatikan. Postur tubuh harus sedemikian rupa sehingga lengan dapat beroperasi dengan bebas dan alami. Seberapa tinggi posisi lengan? Jawabannya, “cukup tinggi untuk dilihat dengan jelas oleh pemain ansambel dan cukup rendah untuk merasa nyaman. Daerah pergerakan lengan biasanya harus tepat di bawah tinggi bahu. Hanya dalam kasus ekstrim, ketukan harus berada di bawah pinggang. Sangat sedikit ketukan akan naik di atas kepala, kecuali bahwa bagian atas dari ketukan terakhir suatu hitungan hampir di atas kepala. Besar kecilnya ketukan akan ditentukan oleh gaya dan tempo setiap karya musik.

2) Memberi Aba-aba

Setelah menguasai sikap berdiri maka seorang pengaba mulai memberi aba-aba dengan kedua tangannya. Aba-aba ini dipersiapkan sesuai dengan lagu yang akan dibawakan, yaitu mempunyai tanda birama berapa, tempo yang akan dinyanyikan seberapa cepat, dinamik dan sebagainya. Untuk itu sebelum aba-aba dilakukan atau sebelum melakukan insetting (attack) ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, adalah:

a) Konsentrasi

Seorang pengaba harus berkonsentrasi terlebih dahulu sebelum memberi aba-aba. Pengaba harus percaya diri, bahwa ia adalah seorang yang memegang kekuasaan tertinggi, yang mampu memberi perintah pada orang yang dipimpinnya, selain itu seorang pengaba harus mampu menarik perhatian penonton yang ada di sekitarnya.

b) Sikap Siap

Dalam sikap ini kedua lengan diangkat ke depan dada, membentuk siku- siku dan searah, sedangkan jari tangan membentuk tanda ekspresi komposisi lagu yang akan dimainkan. Ketinggian tangan dapat diperkirakan setinggi menurut tinggi rendahnya pengaba berdiri. Perbedaan ekspresi suatu komposisi yang akan dimainkan harus dijelaskan nyata dengan bentuk posisi kedua lengan dan bentuk jari-jari tangan, bentuk jari harus dibuat sedemikian rupa dengan jelas, jangan sampai berlebihan yang akhirnya dapat membingungkan para pemain.

3) Gerakan Pendahuluan

Gerakan pendahuluan berupa aba-aba yang dilakukan setelah sikap siap, biasanya dalam hitungan detik, yang diperhitungkan sendiri oleh pengaba. Kemudian pada saat yang tepat seorang pengaba harus berkonsentrasi terlebih dahulu sebelum memberi aba-aba. langsung memberi aba-aba pendahuluan, jangan sampai konsentrasi pemain menjadi kendor.

4) Pengendalian Musik

Seorang pengaba tidak boleh terganggu atau terpengaruh sehingga mengikuti kehendak pemain, tetapi justru pemain itulah yang harus mengikuti kehendak pengaba. Pada posisi seperti ini seorang pengaba dituntut dapat mengendalikan berlangsungnya permainan dengan tepat, ketukan birama, pengendalian ritme, gerakan tangan yang jelas, gerakan kepala dan mata yang dapat dimengerti oleh para pemainnya.

b. Latihan Isyarat Pola Birama

Pada dasarnya hanya ada dua gerak pukulan penting pengaba yaitu pukulan gerak naik dan gerak turun, yang kemudian dipahami sebagai gerak pukulan berat atau turun

disebut thesis dan gerak pukulan ringan naik disebut arsis. Dari dua gerak utama tersebut dikembangkan menjadi pukulan terberat yang selalu dilukiskan gerakan ke bawah diikuti gerakan ringan bagian pertama, terus gerakan berat kedua, ketiga, dan seterusnya.

1) Latihan Mengaba dengan Gerakan Tegas

2) Latihan Mengaba dengan Gerakan Lembut

c. Kodaly Hands Sign

Solfege, juga disebut “solfeggio“ atau “solfa,” adalah sistem di mana setiap nada pada tangga nada diberi suku kata uniknya sendiri, yang digunakan untuk menyanyikan nada itu setiap kali nada itu muncul. Skala mayor atau minor (tangga nada paling umum dalam musik klasik Barat) memiliki tujuh nada, sehingga sistem solfege memiliki tujuh suku kata dasar: do, re, mi, fa, so, la, dan ti.

Sistem solfege seperti yang kita kenal sudah ada sejak tahun 1800-an, dan masuk ke berbagai metode pengajaran menyanyi dan keterampilan aural. Salah satu metodologi pengajaran musik yang paling populer dan terkenal adalah Metode Kodaly, yang dikembangkan pada pertengahan abad ke-20 oleh Zoltán Kodaly berkebangsaan Hongaria.

Ide di balik isyarat tangan/hand signs sederhana, setiap nada dari sistem solfege tujuh nada diberi bentuk untuk dibuat penyanyi dengan tangannya saat bernyanyi. Hand Signs dapat dilakukan dengan satu tangan, dan dapat membantu penyanyi yang baru mengenal sistem solfege hanya dengan melihat tangan pengajarnya/kondakter.

Menggunakan hand signs solfege dapat menggunakan satu tangan atau pun dua tangan. Mulailah dengan tangan Anda setinggi tulang dada, dan buat bentuk berikut saat Anda menyanyikan setiap nada pada tangga nada mayor:

1) Do - Lakukan Kepalkan tangan dengan telapak tangan menghadap ke bawah (sejajar dada)

2) Re - Luruskan kembali jari-jari Anda (satukan), dan angkat tangan Anda untuk membuat sudut 45 derajat dengan lantai.

3) Mi - Pertahankan bentuk tangan yang sama, tetapi gerakkan tangan Anda agar sejajar dengan tanah.

4) Fa - Mengepalkan tangan dengan empat jari (telapak tangan menghadap ke bawah), rentangkan ibu jari dan arahkan ke bawah, hampir tegak lurus dengan sisa tangan.

5) Sol - Luruskan jari sehingga tangan memiliki bentuk yang sama seperti di mi, namun miringkan agar telapak tangan Anda langsung menghadap Anda.

6) La - Lengkungkan tangan dengan lembut, dengan telapak tangan dan ujung jari menghadap ke lantai.

7) Ti - Buat kepalan tangan longgar, tetapi arahkan jari telunjuk ke atas pada sudut sekitar 45 derajat dengan langit-langit.

C. Belajar Teknik Pemanasan Vokal Sebelum Bernyanyi

1. Pemanasan Paduan Suara (Choral Warming Up)

Pemanasan paduan suara adalah transisi penting dari kondisi badan yang lelah ke musik yang cemerlang. Jenis latihan pemanasan apa yang Anda gunakan untuk latihan paduan suara? Jawaban atas pertanyaan ini dapat mengambil banyak bentuk tergantung pada situasi jenis paduan suara sekolah, komunitas, perguruan tinggi, sukarelawan dan lainnya termasuk usia paduan serta tujuan di balik pilihan pemanasan Anda.

Untuk beberapa paduan suara, repertoar pemanasan mungkin lebih dari sekadar aktivitas. Namun, aktivitas pemanasan dapat digunakan dengan cara yang lebih praktis dan produktif - seperti penyatuan vokal di seluruh paduan suara dan pengembangan keterampilan terkait repertoar. Penyanyi Anda benar-benar dapat mengembangkan keterampilan dan musikalitas mereka dengan aktivitas pemanasan yang terstruktur dengan cermat yang bertujuan dan relevan dengan paduan suara. Penting untuk menjaga waktu pemanasan Anda tetap fleksibel, segar, dan fungsional, sambil memilih latihan yang juga mereka sukai.

a. Pemanasan Aktif (1–2 menit)

Pemanasan aktif termasuk senam ringan, latihan postur, atau peregangan. Dalam latihan pagi hari, akan sangat membantu jika peserta didik menghabiskan satu atau dua menit penuh dengan pemanasan aktif sebelum melanjutkan ke pemanasan vokal.

b. Latihan Pernapasan (1–2 menit)

Penting untuk meluangkan waktu latihan pernapasan setiap latihan. Meskipun waktu latihan paduan suara tidak memungkinkan untuk memberikan penjelasan lengkap tentang apa yang terjadi di dalam tubuh untuk menghasilkan suara, namun penting bagi semua penyanyi untuk memiliki pemahaman dasar tentang pentingnya pernapasan dan dukungan pernapasan.

c. Kebisingan/Noises (1–2 menit)

Mungkin memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit untuk latihan ini. Suara adalah latihan vokal berdasarkan glissando, penempatan, vokal, dll. Tanpa batasan not tertentu. Jenis latihan ini membantu suara untuk bangun dengan cara yang sehat saat mengakses semua register vokal. Latihannya seperti:

1) Getar bibir / bibir berdengung - Latihan penting untuk semua penyanyi! Ini bisa sulit untuk dipelajari, tetapi ini benar-benar menampilkan aliran napas yang konsisten dan relaksasi otot-otot wajah dengan cara yang membuat suara tetap terlindungi.

2) Sighs, sirene dan roller coaster - Gunakan vokal murni terbuka dan geser suara dari tinggi ke rendah, rendah ke tinggi dan kembali ke rendah, atau dalam berbagai putaran dan putaran untuk pilihan kreatif. Mintalah peserta didik menggambar lingkaran atau bentuk besar dengan tangan mereka, atau gunakan gerakan melempar untuk mengerjakan penempatan. Praktik terbaik di sini adalah peserta didik meniru suara dan latihan dalam pengulangan cepat setelah Anda memperagakan.

3) Gunakan vokal murni terbuka dan geser suara dari tinggi ke rendah, rendah ke tinggi dan kembali ke rendah, atau dalam berbagai putaran dan putaran untuk pilihan kreatif. Mintalah peserta didik menggambar lingkaran atau bentuk besar dengan tangan mereka. Praktik terbaik di sini adalah peserta didik meniru suara dan latihan dalam pengulangan cepat.

4) Tongue twister, kata yang berulang, atau kombinasi suara - Gunakan bagian dari salah satu lagu Anda, atau rangkaian kata tertentu, dan geser dari tinggi ke rendah. Minta mereka mengikuti pola ritme, infleksi, dan diksi dengan meniru Anda. Latihan ini banyak menggunakan suara kepala.

d. Latihan Vokalisi / Membangun Suara (2–3 menit)

Jenis latihan ini membantu penyanyi Anda memperkuat suara mereka sambil mengembangkan fleksibilitas, presisi, dan kualitas nada. Kombinasi vokal murni, kata kata yang dipilih dengan cermat untuk diksi, teknik vokal khusus, latihan pencampuran, penempatan, nada, dan musikalitas - semua keterampilan ini dapat dimasukkan ke dalam latihan ini. Sebagai aturan umum, memulai dengan suara kepala, midrange (nada dasar A, G, atau F) dengan pola menurun, suara ringan di awal, tetapi volume dan kekuatan nada secara bertahap meningkat menjelang akhir rangkaian latihan ini.

e. Blend / Intonation (1–2 menit)

Latihan-latihan ini membantu peserta didik untuk fokus pada mendengarkan suara di sekitar mereka - di antara bagian dan di dalam bagian mereka sendiri. Ini adalah waktu yang tepat untuk melatih pembentukan vokal murni dan penyeteman akor - semua keterampilan yang berguna dan penting untuk menyanyi ansambel. Berfokuslah untuk meminta setiap penyanyi membentuk vokal dengan cara yang sama seperti Anda, yang dapat ditekankan dengan meminta mereka menggambar lingkaran di sekitar bentuk mulut dengan jari mereka saat mereka bernyanyi, dan minta mereka belajar mendengarkan keseragaman suara, volume, dan nada.

f. Solfege and Hands Sign (1-2 menit)

Masukkan sedikit sistem Solfege Hands Sign di setiap latihan. Ajari paduan suara peserta didik cara menggunakan isyarat tangan diatonik dan berwarna saat menyanyikan latihan solfeggio, dan terus gabungkan mereka ke dalam latihan menyanyi atau pilihan repertoar Anda. Penting bagi penyanyi paduan suara untuk memahami kunci, hubungan nada dan interval, dan sama pentingnya untuk membuat aplikasi konkret untuk mereka dengan kode tangan.

Bernyanyi Bersama

1. Latihan Bernyanyi Bersama-sama

Setelah melakukan persiapan persiapan teknik bernyanyi ansambel di dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya, tibalah saatnya peserta didik diminta untuk bernyanyi lagu dalam bentuk ansambel baik berupa vokal group dengan jumlah anggota yang lebih kecil (3-12 orang), maupun paduan suara (12-28 orang). Seperti pada proses latihan, yang perlu diperhatikan pada hasil latihan paduan suara ini adalah:

a. Keseragaman produksi suara

b. Ritmik

c. Harmoni suara yang dihasikan

Untuk dapat terwujudnya hal tersebut dibutuhkan

a. Kerjasama untuk dapat mewujudkan sebuah bentuk harmoni yang indah.

b. Kekompakan untuk terus berlatih.

c. Bertanggung Jawab terhadap hasil yang harus dicapai sesuai dengan tuntutan aransemen.

Diberikan beberapa alternatif lagu daerah untuk diberikan kepada kelompok vokal group atau paduan suara di dalam kelas.

Daftar Pustaka

• Caecillia Hardiarini & Andre Marino Jobs. 2021. Buku Panduan Paket Seni Musik Kelas VII. Penerbit Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

• Sumber lain yang Relevan

• Internet (Google, Youtube )

• Dan Lingkungan sekitar dan Lain-lain.

Penyusun: Elizabeth Sintya Stephanie, S. MG


Post a Comment for "Materi Ajar Tentang Seni Musik Untuk Kelas VII SMP"